Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2015
Gambar
Suatu hari, seorang pria yang sangat kaya menyuruh anaknya untuk pergi ke pedesaan terpencil. Desa tersebut penduduknya hidup miskin. “Pergilah kau nak, tinggalah di pedesaan di kaki gunung itu selama satu bulan. Hiduplah bersama mereka, makan dan minumlah bersama mereka, rasakan apa yang mereka rasakan.” kata sang ayah bijak. “Baiklah ayah, aku akan pergi ke desa itu dan tidak akan pulang ke rumah selama satu bulan,” jawab sang anak. “Bagus. Pergilah, doa ayah menyertaimu,” kata sang ayah. Satu bulan pun dilalui oleh anak itu. Seperti pesan ayahnya, ia hidup bersama penduduk desa tersebut dengan senang hati. Ketika sebulan berlalu, akhirnya sang anak kembali pulang dan menghadap ayahnya. “Jadi, bagaimana kehidupanmu di sana?” tanya sang ayah. “Menyenangkan sekali ayah!” Jawab sang anak. “Jadi, apa yang bisa kamu pelajari dari pengalaman hidup dengan orang yang tidak seberuntung kita? Bisakah kau bandingkan? Ceritakan pada ayah!” kata sang ayah bersemangat.
Gambar
DIALOG SEORANG ANAK DAN AYAHNYA Anak : "Ayah, Ayah temanku membiarkan nyamuk menggigit tangannya sampai kenyang, maksudnya supaya nyamuk itu tidak akan menggigit anaknya. Apakah Ayah akan melakukan hal yang sama?" Ayah: "Tidak, Nak...tetapi ayah akan mengusir nyamuk sepanjang malam supaya tidak menggigit siapapun!" Anak: "Oya Ayah, aku pernah membaca cerita tentang seorang Ayah yang rela tidak makan supaya anak-anaknya bisa makan sampai kenyang. Apakah Ayah akan melakukan hal yang sama?" Ayah: "Tidak, Nak.. Ayah akan bekerja sekuat tenaga supaya kita semua bisa makan dengan kenyang dan kamu tidak harus sulit menelan makanan karena merasa tidak tega melihat Ayahmu sedang menahan lapar!" Sang Anakpun tersenyum bangga mendengar apa yang dikatakan Ayahnya... Anak: "Kalau begitu, aku boleh selalu menyandarkan diriku kepada Ayah, ya?" Sambil memeluk sang anak.... Ayah:"Tidak, Nak...Ayah akan mengajarimu berdiri kokoh
Gambar
Cerita Inspirasi Islam : Bosan Hidup Seorang pria setengah baya mendatangi seorang guru ngaji, “Ustad, saya sudah bosan hidup. Sudah jenuh betul. Rumah tangga saya berantakan. Usaha saya kacau. Apapun yang saya lakukan selalu berantakan. Saya ingin mati.” Sang Ustad pun tersenyum, “Oh, kamu sakit.” “Tidak Ustad, saya tidak sakit. Saya sehat. Hanya jenuh dengan kehidupan. Itu sebabnya saya ingin mati.” Seolah-olah tidak mendengar pembelaannya, sang Ustad meneruskan, “Kamu sakit. Dan penyakitmu itu sebutannya, ‘Alergi Hidup’. Ya, kamu alergi terhadap kehidupan.” Banyak sekali di antara kita yang alergi terhadap kehidupan. Kemudian, tanpa disadari kita melakukan hal-hal yang bertentangan dengan norma kehidupan. Hidup ini berjalan terus. Sungai kehidupan mengalir terus, tetapi kita menginginkan status-quo. Kita berhenti di tempat, kita tidak ikut mengalir. Itu sebabnya kita jatuh sakit. Kita mengundang penyakit. Resistensi kita, penolakan kita untuk ikut meng