Sebuah ungkapan hati untuk istri tercinta, mengenang perjalanan 10 tahun pernikahan pada 2012, setahun yang lalu,
SURAT CINTA UNTUK ISTRIKU
by Jari Anto on Saturday, February 25, 2012 at
3:26am ·
Istriku
sayang,
Hari ini,
ada berjuta kebahagiaan merekah tak terhitung memenuhi dadaku. Hal ini terutama
karena hari ini, kita memperingati 10 tahun usia pernikahan, 25 Pebruari 2012.
Sebuah
perayaan tahunan yang selalu sangat berkesan karena kita menikah di bulan yang
indah, Pebruari, engkau dan anak kita alamarhum lahir di bulan ini. Sungguh,
ini sebuah "kado" paling istimewa sepanjang hidup.
Betapa cepat
waktu berlalu. Kita telah melalui masa-masa suka dan duka bersama sebagai
pasangan suami istri, yang saling melengkapi, saling menggenapi. Kita tersenyum
bersama mengingat masa-masa awal kita bertemu pertama kali dulu serta
perjalanan kehidupan pernikahan kita yang penuh dinamika. Indah, lucu, getir,
susah, sedih dan juga mengesankan.
Ketika
kucerita pengorbanan menjual cincin kawin di masa awal pernikahan atau ketika
Rafi’, anak kita, yang mesti dirawat lama di rumah sakit karena sakit hingga
akhirnya berpulang, pada saat itu, air matamu mengalir. Semuanya
terangkum dalam rangkaian mozaik indah yang mewarnai seluruh perjalanan cinta
kita.
Ya, memang
demikianlah, cinta adalah mengalami, merasakan, mendalami, meresapi.
Ketika kita
menyadari untuk memilih sebagai pasangan hidup dan belahan jiwa, maka disaat
yang sama, cinta itu harus senantiasa ikut bersama setiap jejak langkah kaki,
sambil menautkan jemari, lalu berjalan bergandengan bersama. Aku menjadi
bagian dari dirimu, begitupun sebaliknya, Dirimu menjadi bagian tak terpisahkan
dari diriku. Ikatan perasaan mutual yang ada dari hubungan kita tumbuh mekar
bersama pengalaman menjalani hidup bersamamu.
Cinta mesti
berada pada tataran esensi, bukan sekedar eksistensi, yang dipelihara dan
dinikmati setiap detik proses melaluinya. Bahwa dalam perjalanan cinta kerap
kali terjadi letupan-letupan yang mengejutkan, kita senantiasa berusaha untuk
mampu melerai dan menanggulanginya. Karena kita menempatkan cinta itu tidak
sebatas kenangan dan pikiran. Ia adalah bagian dari interaksi antara kita untuk
menjaga harmoni. Membuat "bara" nya tetap menyala hangat dalam jagad
hati kita masing-masing.
Istriku
sayang,
Bahwa hadiah
cinta, ketulusan dan kasih yang mendalam jauh lebih berharga dari sekedar kado
berapapun nilainya.
Masih
membekas dalam ingatanku, sebuah peristiwa ketika kita mengalami kesulitan
hidup, sampai akhirnya kita menjual cincin dan kalung bawaan perkawinan,
yang kita miliki di masa awal pernikahan dan dengan lapang dada sembari saling
pandang satu sama lain ditengah-tengah kepulan asap ayam bakar mentega, dan saat
itu dirimu sedang menggendong anak kita, cinta itu mengalir deras dari kedua
kelopak matamu seperti kamupun melihat kasih yang menggelora memancar dari
mataku.
Setelah 10
tahun berlalu, kita kembali menapak tilas perjalanan cinta kita. Berkaca pada
cermin diri dan berjanji bersama untuk tetap berkomitmen memeliharanya secara
intens dan berkelanjutan.
Aku
bersyukur kepada Allah SWT menjalani kehidupan pernikahan yang indah bersamamu
dan juga anak kita yang kini telah tiada. Akupun tak akan menuntutmu untuk segera
mendapatkan momongan, kita jalani seperti halnya air sungai yang mengalir
begitu saja, karena ini semua mungkin sudah menjadi garis kehidupan kita.
Bahkan sekalipun kelak kita tak mendapatkan lagi, akupun sudah ikhlas
menerimanya.
Jalan
panjang dan terjal terbentang dihadapan kita. Tapi yakinlah, bersamaku, kita
akan melewati semuanya dengan penuh keyakinan dan ketegaran. Semoga Allah SWT
senantiasa melindungi dan menjaga kita dalam menempuh perjalanan itu.
Terimakasih
telah menjadi istri yang hebat untukku dan ibu yang luar biasa buat anak kita
selama ini. Jasamu tak mungkin terbalaskan olehku.
I Love my
wife,,,
Gandasuli,
25 Pebruari 2012
Suamimu,,,
Komentar
Posting Komentar